........Di pagi yang cerah Si Anu mondar-mandir di tengah kebun sesekali ia mendongakkan kepalanya ke atas pohon kelapa yang sebulan yang lalu disambar petir. Ia melihat buah kelapa yang masih tersisa kurang lebih 20 butir,maka di dalam angannya mulai bermanagemen ekonomi pasar.Sambil ia melangkah ke dekat pohon kelapa ia berandai-andai,seandainya kelapa yang 20 butir tersebut ia jual dan belikan telur ayam,kemudian ditetaskan maka anak-anak ayamku berjumlah 20 ekor,katanya.
sambil kakinya selangkah demi selangkah menaiki pohon kelapa tersebut diiringi 1000 harapan.Setelah sepertiga pohon telah berhasil ia naiki diiringi dengan hayal,kalau sudah besar-besar ayam tadi kemudian ia pelihara sampai sebanyak-banyaknya sehingga dapat di belikan bibit-bibit kambing.....terus hasil kambingnya yang banyak kemudian ia akan jual untuk membeli beberapa mobilteruk yang disewakan,sementara ia sekarang sudah berhasil menaiki setengah pohon kelapa sambil tak berhenti berhayal, bila saatnya tiba karena terlalu banyaknya mobil teruk maka mobil-mobil tersebut akan dijualnya rencana untuk membeli helikopter yang tanpa gangguan di udara.
Usut punya usut Si Anu terus saja berhayal walau tangan yang memmegang parang hampir menggapai tundun kelapa yang mau di petik,tapi sebelum parangnya menyentuh tandan kelapa terasa bahwa yang di pegangnya adalah alat navigasi helikopter,kakinyapun sudah terlepas dari pohon kelapa,tak ayal lagi Si Anu tersedot grapitasi bumi terjatuh dan patah tulang'
Ini sebuah kisah Si Pemberani yang tak menggunakan rasa takut sebagai senjata,akhirnya patah tulang sebagai kado hadiahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar