Print Friendly and PDF Manis Tanggoran Gunung: RUBI dan MINI

WIKIPEDIA (Perluas pemahaman dengan mencari arti istilah bahasa)

Hasil penelusuran

RUBI dan MINI

Rubi


FENOMENAKU

Inilah fenomena cintaku di awal agustus 1997.Hihdup dalam lingkaran cinta bagaikan hidup dalam dunia kanak-kanak atau dunia jompo,kita lupa diri bagai anak-anak,kita lupa makan,sulit tidur di seret oleh lamunan,kta manja bagai si tua jompo.Emosi cinta telah membakar kesadaran berfikir.batang tubuh ini hanya tercukupi oleh cinta yang tak membutuhkan nutrisi penting bagi kesehatan tubuh,atau boleh saya fonis sebagai kehidupan yang seratus prsen bersifat rohaniah.

Wajahnya cerah di bangku sekolah,rupanya dia takut dikatakan gombal oleh pasangan kursi meja.Aku sebagai pegemban tugas pembelajaran tak mungkin ku mengambil hanya sebuah hati saja.Dia kelas tiga begitu juga dengan yang lainnya.Aku takut menyepelekan mereka,sebab mereka harus bertanggung jawab kepada semua pelajaran di bangku ujian kelak.Pada aturan pembelajaran ku akui cinta kubagi kepada semua murid-muridku.Di luar jam pelajaran tak ada lagi siswa yang ku beri dua cinta kecuali"dia".Dia selalu menjadi klip dalam drama kehidupanku,ekspresi sudah tak mampu ku sembunyikan,karena menyembunyikan cinta seperti menyembunyika batuk saja. The Love of History On 17 Agustus 1997

Ku kenal dengan dia sejak dia kelas delapan MTs.Waktu itu pada apel bendera di lapangan umum Gondang saat 17 agustus 1997.Seusai apel bendera kami berkumpul di musalla Nurul Huda Nw.Kami duduk-duduk sambil melepas lelah dia menabur senyum yang subur kepadaku,hatiku berucap'"wah,bakalan bibit bibit cinta yang ku tanam di media hatiku yang paling subur nih!".Tak lama kemudian dia angkat bicara,a,ae!..."Pak'Ayo kita ke lapangan mencari es buat menghilangkan haus".htiku menjawab tak seoragpun tahu,"es sangat cocok untuk melindungi bibit cinta di suhu yang terlalu panas,sambil bibir hatiku tersenyum,inipun tak boleh orang tahu".

Semenjak pertemuan itu hatiku menaruh dendam untuk bertemu dan bertemu lagi kapan dan di mana saja sampai sunatullah menetapkan hubungan kasih asmara kami.

Dia sebagai kawan yang sangat berati bagiku.Dia membawaku ke suasana damai sejati ,dia dapat menghilangkan stresku.Sebagai bahasa kesehatan dia ku anggap sebagai psikiater pribadiku.Betapa tidak walau puncak pendidikannya hanya sampai tingkat SLTP,namun naluri kasih sayangya mampu melenyapkan krisis jiwaku.Sekali dia tersenyum untukku akan ku simpan sebagai bekal menahan kerinduan untuk beberapa hari,tak salah bila ada kata bijak mengatakan senyum adalah sadaqoh.

Selama pacaran sudah sudah banyak sekali surat yang terkirim plus dikirimi.Surat sebuah jembatan buat lalu lalang buat informasi dua buah hati yang saling mencintai.Terkadan surat tanpa perantara atau disampaikan orang lain.

Selama masa pacaran,tak pernah terjadi percekcokan yang cukup berarti,lakonnya aman-aman sahaja.

Pernah pada suatu malam di bulan ramadan tepatnya di masjid Paokrempek,dalam acara tadarrusan Alquran,biasanya sehabis tadarrusan ,langsung makan sahur bersama di masjid.Pada waktu menghidangkan makanan,kami berdua sibuk meyiapkan alakadarnya.Itu kenangan yang sangat ku rindukukenang,danmungkin tak pernah terlupakan sepanjang ingatan. <--PRA PERKAWINAN TH.1998--

Dalam hatiku sering berkata,seandainya nanti pada suatu waktu aku dapat menyuntingnya sampai di pelaminan,betapa bahagianya aku,selain kau sendiri masih dalam lingkaran keluargaku kau adalah kekasih yang paling ku sayang,karena selama ini kaulah yang paling mengerti aku,selain ayah dan ibu.

Harapan tersebut memang menjadi kenyataan.Setamat MTs langsung ku ambil.Dan memag kenyataan perpaduan antara dua rasa yang bercinta yang dulu ku fonis sebagai 100% rohaniah,sekarang sudah mulai menampakkan diri sebagai kenyataan yang mengada yang dapat disaksikan oleh orang-orang di muka bumi,mempunyai rupa,suara,dalam waktu,dan mempunyai tempat.Hal inilah yang dikatakan oleh seorang fenomenomon sebagai bentuk yang memag sebagai ada,bukan keadaan yang menjadi kebingungan Rene Descartes dalam "Cogito Ergo Sum"nya.Alhamdulillah cinta seperi yang ku harapkan.

Ceritanya begini,seminggu sebelum nikah dia mengirimiku surat melalui Pirni ,yang isinya,"Maaf kalau aku terlalu lancang,aku harap supaya engkau mengambilku dalam waktu yang dekat ini!,paling lambat satu minggu".Membaca isi surat itu,aku terkejut,karena sedikitpun belum ada persiapan.Dia menulis surat dengan nada paksaan,mungkin karena sebelumnya ada percekcokan dengan ibunya.Untuk menanggapi permintaan itu aku butuh waktu dua atau tiga hari,sambil belajar mendewasakan diri dalam mengabil keputusan yang bijak.

Permintaan itu,setelah ku timbag dan kukumpulkan suara persetujuan yang paling banyak.Diantara para penimbang waktu itu,ialah Ust.Suhirman,QH.S.pdI,Pak H,Sabenur,SpdI,Pak Nasdi,SpdI,berikut keluarga dari pihakku,temasuk ayah,ibu,paman,dan bibik-bibikku,mereka sepakat menikahkanku dengan Miniati,yang sebagai"dia"pada cerita sebelumnya.

Rencana telah bulat hampir meleset karena Mini tidak mau diambil cepat-cepat dalam tempo yang ia bataskan itu,maka cepat-cepat ku temui dia di sebelah pekuburan Paokrempek,sempat terjadi dorong-dorongan sampai dia terjatuh,"Pokoknya nanti malam kamu harus bersedia",kata ku tergesa.Dia sambil menangis mengabulkan permintaan tersebut.Akan tetapi ceritanya tidak sampai di sana,aku harus punya dua kawan untuk membujuknya Pak Hairun dan Pak Nasdi.Untuk lari ke rumahku dia diantar oleh Pak Nasdi kemudian disambut oleh Sujati(kayak bilah estapet sahaja),aku bersama Maulana,dan Rahudi.

Di Lendangkoa Mini agak malu-malu (maklumi sajalah)waktu disana perasaanku dag,dig,dug,derr berselimut rasa bahagia di campur duka bahagia mendapat idola,duka meninggalkan dunia remaja yang rada-rada bebas.

Untuk melengkapi pra syarat dan syarat,adat,dan agama sangat berat bagiku.Kurang lebih seminggu kami di sana,maklum waktu itu belum ada catatan harian.Barulah calon pengantin pulang ke Kerta di rumah Agussupiadi.

Penantian penyelesaian adat dirasa cukup lamban,bagai menanti kesembuhan dari penyakit.Menanti ide kebahagiaan,banyak sekali persoalan yang berbau rasa dari kami,teutama bagi Miniati .Dia mendapat fotensial kebahagiaan kalau...Dia sangat bersedih bila teringat orang dan tempat yang paling dicintainya

Dia sangat sedih bila orang dan tempat yang paling dicintainya,tapi bila rasa tersebut dapat kufahami,akupun dapat menasihatinya,tak tahulah selebihnya. Paling-paling aku hanya dapat mengatakan,"kita lahir dari cinta,kita hadir di dunia inipun dari kemahacintaan Tuhan,kita sebagai dua anak putra dan putri warisan dari cinta kedua orang tua kita,kemudian kedua orang tua kita juga adalah warisan dari cinta kedua kakek-nenek kita,sampai kepada warisan dari cinta-kasih Adam dan Hawa,merekapun juga adalah warisan dari cinta,kasih,dan sayangNya Tuhan".

Bila Tuhan mengijinkan pasti bahagia dan sebaliknya.Aku sangat mencintaimu,tapi Tuhan lebih mencintaimu,lebih jauh dari orang tua mencintai anaknya,darimu mencintaiku,bahkan dari diriku mencintai aku.

Sampailah saat-saat yang dinantikan Dengan upaya yang mantap tap tap,keluarga dari pihakku mendandani kami serupa dandanan anak kecil dalam persiapan khitanan.Tak jauh beda,karena itulah gambaran sayangnya orang tua kepada kami.Perasaan kami waktu itu seperti dimanjakan.

Perjalanan dimulai dari mengikuti perintah kepala pasukan adat.Perjalanan menggunakan mobil carry sampai di Paokrempek pada pukul 12.00 wita.Kamipun berhenti sejenak sambil menunggu kepastian adat .Setelah rapat,sepakat.bulatlah tekat menaiki berugak pelaminan.

Kebahagiaan tibalah seperti tanaman kekeringan mendapat hujan.Begitulah kata siTamsil.Dalam mengarug bahtera di biduk yang amat sederhana,terkadang menemui ombak besar,salah haluan, dan angin topan yang mengguncang istana rumah cintrong yang baharu-fana.

Mini seorang yang baru dalam keluarga kecilku.Meniti kasih di putaran zaman yang ku anggap baru.Semua serba baru.

Masa barunya ku rasa cukup hangat,ada senangnya,ada susahnya,ada tentramnya ,ada percekcokannya.Bilang orang bumbunya kehidupan.

Kurang lebih dua bulan sejak pernikahan Miniati stop bulan.Mulailah tingkahnya ku rasa aneh.Dia cepat marah,sedih,keinginannyapun keras.Mungin kebiasaan mengidamkan anak. ---PRA LAHIRNYA SIULA JANUARI 1999---

Pernah suatu waktu dia kepingin makan mangga,tetapi ku tunda keinginannya sampai waktu yang ku anggap tepat tuk pergi mencarinya.Karena waktu itu buah mangga belum waktunya berbuah.Diapun nekat untuk mencarinya ke pasar Tanjung lalu ku cegah,hampir saja tak tercegah.Doong dirundingkan dahulu,masalahnya dengan kesepakatan cari mangga atau nangka,karena nangka pilihan terakhir kalau tak ada mangga. Berangkatlah aku ke tanjung tuk mencari mangga tapi yang kudapatkan hanya nangka.

Suatu pagi yang indah kami ke Paokrempek berjalan kaki,padahal dia sudah bunting tua,tapi karena rasa kasih yang dalam ditambah satu lagi cinta kepada anak yang yang bersemayam di perutnya,kamipun berjalan sambil tersendat-sendat menaiki tanjakan jalan yang menuju Dusun Gangga.Berjalan semenit istirahat lima menit terjadi berulang-ulang.Sehingga sampai di Dusun Gangga kurang lebih satu jam yang kalau kita bersepeda motor ke Mataram sudah sampai dan istirahat merokok.

Dalam perjalanan,pembicaraan kami ngalar-ngidul seputar pengalaman sejarah,pekerjaan,dan cita kira-kira apa yang akan ditemui saat melahirkan atau sesudahnya.

Kami berjalan mengikuti lanjutan jalan singkat-setapak yang menuju ke sebelah tenggara sungai Biara ke arah tenggara.Di jalan ini kami istirahat cukup lama sambil membicarakan anak kecil yang masih teka-teki bagi kawanan hidup di pelanet bumi ini.

anakku seorang bayi yang lincah,yang terus bergerak dalam rahim ibunya,sehingga banyak yang meramalkan bahwa anak ini berjenis kelamin laki-laki.

Pembicaraan kami waktu istirahat sampai kepada hayalan yang lucu-lucu terhadap si jabang bayi.Kalau dia bergerak kami bilang dia sedang rujak nangka yang pernah dimakan sewaktu mengidan dulu,kalau bergerak lagi mesti kami bilang dia sedang melakukan aktivitas yang layaknya dikerjakan oleh seorang yang sudah dewasa.

"Mini !",sapaku,."Kira-kira anak yang berjenis kelamin apa yang kamu harapkan ?"Dia menjawab,"kalau aku sih yang perempuan saja,biar cepat besar dan dapat membantu di setiap pekerjaanku,tapi kalau epe,apa mau epe ?",dia balas bertanya."oo.kakau aku baiknya yang laki saja,biar tak pergi kalau kawin nanti",jawabku.

Menanti anak yang masih dalam rahim,rasanya sangat bahagia bercampur takut.Takut dengan apa yang ditemurasakan bila melahirkan,katanya sakit tak terbandingkan. Dalam dambaan sering Mini berandai-andai,"Mudah-mudahan anak kita perempuan dan putih kulitnya",kata ibunya.Mendengar ucapannya aku melangsungkan dengan ucapan melebihi putih sampai kepada warna bening embun yang bersinar,yang putih masih kasar,yang bening dapat memantulkan cahaya bias yang berwarna-warni kayak pelangi di langit biru.Maklumlah ketika itu kami sangat merindukan seorang anak sebagai buah cinta kami.Setelah kami berkeliaran di jagat perandaian barulah kami meneruskan perjalanan menelususi bibir sungai biara.Barulah kami sampai di Paokrempek waktu asar asar tua

Nikmat sekali pemberian kasih yang tulus ikhlas.Semoga semua diberkahiNya!,Amin. Kita dikasihiNya membuat kita juga disayangi oleh orang lain.Terkadang aku lupa dengan semua pemberian,mungkin karena aku terlalu rakus mengambil nikmat tersebut.Contohnya saja pernah pada suatu waktu pulang dari Paokrempek ,Mini sering menunda-nunda waktunya tapi aku terus memaksanya pulang,makanya di setiap kali pulang dari Paokrempek selalu saja dia menangisi perjalanan yang tak tertunda.Pada saat bekas mengalami perbedaan suasana menjadi hambatan adaptasi ke suatu hal yang dianggap baru.

Seiring dengan masalah seperti yang terurai di atas,juga sering dia menangis dengan mengutarakan penyesalan-penyesalan yang membuat emosi cintaku semakin mendung,sampai-sampai bibirku tak jera untuk mengatakan,"Tangisilah penyesalanmu,seingatku penyesalan tak pernah mengubah air matamu menjadi sebongkah emas,intan,dan permata".Kalau ku ingat semuanya,akupun sangat menyesali diri,tapi semua kubulatkan menjadi garis yang tak berujung dengan doa mudah-mudahan Allah meridloiku,isteri,dan anakku.Semoga emosi cintaku tak terpolusi virus dan debu sehingga langit cintaku menjadi biru-cerah.

Di malam yang indah,dibuai oleh alunan musik alam yang merdu.Di malam itu semuanya menjadi jelas.Mungkin malamlah yang paling tepat untuk membayangkan sesuatu sehingga menjadi jelas,laksana bintang kecil terlihat jelas di langit yang jauh.Orangpun tak jarang mengidentifikasi malam sebagai selimut duka kek,selimut rindu kek,maupun selimut apakah namanya karena malam ibaratnya bingkai dari kenangan masa lalu.

SAAT-SAAT DATANGNYA SI TAMU

Pada malam hari istriku merintih kesakitan oleh akan datangnya tamu dari alam rahim ke dunia fana ini.Tamu yang bakal menjadi landasan kedua hati. "Aduuuuh,sakitnya....,aduh inak,rintihnya.Aku sangat terkejut mendengar rintihannya,"Mungkin ini yang namanya sakit perut orang yang akan melahirkan anak",kata hatiku.Tapi aku hanya mampu menenangkannya saja.

Khawatir kalau nantinya ia betul-betul akan melahirkan,ku panggil saja Amiq,dan Inaq Olit untuk memeriksa keadaan.Atas segala saran keduanyalah saya mencari tempat yang cocok untuk persalinan.Kami ambil tempat di rumah ayah.Setelah ku tunggu beberapa saat ,tetapi tak ada tanda-tanda secepat itu dia melahirkan,baik dari keterangan belian untuk anak tersebut lahir,maka ia ku tinggalkan bersama ibu dan belian untuk tidur di gubuk reot lagi.Besok harinya yakni hari rabu,tanggal 03 Maret Th.1999/15 Dzulhijjah bertepatan dengan Usim 9,Th.8 Sasak,aku bangun dari tidur,seusai shalat Subuh barulah aku pulang mencari warta,kabarnya Si Tamu belum datang. Perasaan ku semakin gundah,sulit menimbang rasa.Rasa inilah,rasa itulah yang datang bertubi-tubi tanpa diundang.Akhirnya aku hanya menunggu,diam,dan mangut-mangut sambil menunggu perintah dari regu penolong tamu kecil.Anak-anakpun berdatangan satu,dua,tiga...sebagai barisan penyambut tamu kecil yang lucu.Keponakanku Agussutrisna yang lincah,Amin kecil gendut berdatangan juga sambil sesekali bibirnya tersenyum versi Benu sambil mengoceh dengan pertanyaan gaya Amin,karena model senyum itu adalah aksesoris yang dibawa Amin sejak lahir.Hatiku berkata,"Betapa senangnya mereka saat itu".Tak lama kemudian datanglah ibu mertuaku bersama SI Unung adik iparku,diapun tak ketinggalan bersenang-senang di sela tangis-rintih kakaknya.

Inaq Syari.Ibu Sri(perawat bidan) dan Inak Cepi sebagai regu penolongnya,

Ketiga orang ini sama-sama menampilkan cara dan gaya yang berbeda,masing-masing mengikuti aliran disiplin ilmu pengobatan masing-masing.Ada yang bibirnya komat-kamit merapalkan sesuatu,ada yang sambil tersenyum manis,dan ada yang beramah tamah sambil makan sirih yang di ambil dari penginang robek peninggalan akhlul mamak tempo doeloe.

Di sela-sela kesibukan,ada yang menyuruhku mengambil irisan bambu sebagai sembilu peretas(pemotong tali pusat),dan ku ambilkan menurut aturan yang berlaku,yakni diambil harus dari bambu tempat mengikat atap dapur (maksudnya supaya lebih steril karena diterpa asap sepanjang tahun).

Tak lama lagi kata sebagian orang.Ibu Sri karena persoalan apa ia cepat-cepat pulang ke Penjor,Ia hanya menyarankan kalau nanti jabang bayi belum lahir juga,Mini harus dibawa ke Puskesmas Gondang .Mendengar saran dari Ibu Sri kepalaku tambah puyeng,entah apa maunya para ahli melahirkan ini. Dalam keterpusinganku,ada yang menyarankan untuk jangan cepat-cepat mencari mobil yang dikendarai ke Gondang.Sedangkan saran dari Ibu mertuaku,ia menyuruhku untuk menyundul kening Mini dengan ujung ibu jari kakiku,hal ini di lakukan karena sebelum melahirkan mungkin ada kesalahan Mini yang cukup berarti kepada suaminya.Hal tersebut ku lakukan tanpa basa-basi.Dan Alhamdulillah Si Kecilpun lahir.saran untuk jangan mencari mobil aku turuti.Anakku lahir kira-kira saat Ibu Sri telah sampai di Lokok Penjor.Begitu hebatnya orang-orang ini sampai-sampai kita tidak dapat menafsirkan siapa yang paling berjasa dalam hal ini.Kita kembalikan fujian-fujian kita hanya untuk Allah saja,wallahualam bissawwab Alhamdulillahirabbil alamiin.

SI ULA KECIL

Waktu ini zaman Reformasi di negara kita,zaman krismon (krisis moneter).Reformasi kali ini dipimpin oleh reformer Prof.Dr.Amin Rais (mantan pemimpin organisasi Muhammadiyah) Ialah yang memotori seluruh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk berdemonstrasi ke berbagai instansi pemerintah pusat di Indonesia.Dengan jerih payah perjuangannya tumbanglah pemerintahan Soeharto,dan digantikan oleh wakilnya Prof.Dr Habibie.dalam pada itulah lahirnya anak pertamaku Minhatul Maula.

Seusai kerepotan para medis mengurus segala macam tentang kesehatan bayi.Aku bangun dan tersentak,karena belum menyiapkan buku,pulpen untuk mencatan menit-menit kelahiran anakku.Ku membuka pintu terlihat jam menunjukkan pukul 10.00 wita.Dibenakku menyimpan keraguan,karena jam milik ayah yang tak punya radio sebagai standar penetapannya sesuai GMT ,sembari ku bertanya lagi kepada Amiq Syari,dia katakan bahwa sekarang sudah pukul 11.00 wita,lagi-lagi kepalaku puyeng karena terlalu jauh beda dengan jam milik ayah.Ku tanyakan lagi kepada Amiq Hil,yang ketika itu ia sedang membersihka ranting-ranting di atas pohon jambu di muka rumahnya,ia mengatakan bahwa waktu ini sedang pukul 10.15 menit,hari Rabu,Tanggal 3 Maret Tahun 1999.

Menurut kearifan lokal sasak bagian Lombok Utara,kalau melahirkan di suatu tempat kita harus tinggal di tempat tersebut sampai Mbuang au baru kita boleh pindah ke tempat lain.Kalau lebih sehari atau dua hari maka kita tetap diam di tempat tersebut sampai 44 hari lagi baru boleh pindah,mungkin hal ini diadopsi dari peristiwa kelahiran nabi Muhammad Saw.

Malam yang sunyi si jabang menangis memecahkan malam pada dunia barunya membuat tidur kakek-neneknya terganggu,sementara ibunya masih sangat lemah.Dengan naluri keibuannya ia membangunkan suaminya yang sedang ngorok dalam tidurnya. "NAMAKU SIAPA SIH,BU ?"

"Suamiku,o.Suamiku,bangunlah !,lihatlah anak kita terus-menerus menangis tanpa berhenti",sapanya membangunkan.Akupun bangun sambil mengusap-uasap mata.Begitulah kejadiannya sampai tujuh malam berturut-turut sejak mbuang au,sehingga pernah ayah bilang kepada ibu,"Itu suara cucu kita ,mengapa satu tangisan saja tak mampu mereka redakan,kalau kami sih,biar seratus bayi kami masih sanggup meredakannya".Dalam hatiku menjawab,"Itu memang benar,bahwa sekaranglah pelajaran pertama kami memelihara bibit cinta yang selama ini kami tanam dan sudah bertumbuh menjadi seorang manusia".

Sebagai kodrad-iradat Tuhan,tumbuhlah satu kehidupan lagi,tambah satu lagi warna kehidupan ini.

Hidup di dunia Fana sebagai tanda kekuasaan Tuhan.Dia menjadi fontensi bagi komunitas dan ekosystem dalam kawanan hidup sezamannya.Dia,waktu,dan tempat sebagai hubungan gestalnya.Kalau ditamsilkan,bak Tuhan menciptakan simbol-simbol atau komponen-komponen yang multifungsi bagi diri dan lingkungannya.

Oleh fitrah kemanusiaan tentu si Kecil bertanya,siapa,sih namaku,atau apa sih simbolku,supaya dalam penyebutanku beda dengan yang lain.Bila namaku sudah terbentuk, maka aku sudah dapat menjadi diriku sendiri.

Begitu lama aku berfikir soal nama,tapi aku tak mampu memberi nama bagi anakku sendiri.Tapi sebelum lahir kami sudah berjanji,bila anak tersebut laki-laki ibunya yang memberikan nama,tapi kalau perempuan maka yang memberikan nama adalah ayahnya.Dengan kenyataan aku tak dapat memilih lagi kalau aku tak menyetujui sebaliknya apa yang dikatakan isteriku .

Pada akhirnya sebalik yang dikatakan isteriku itulah yang keluar sebagai pemenangnya.Akulah sekarang yang berhak memberikan nama.Aku memilih nama darurat bagi anaku,karena belum tentu nama tersebut diterima olek yang lainnya.Tapi sebelum ku ajukan nama itu,terlebih dahulu ku tawarkan untuk membuatkan nama oleh kakeknya yakni mertua laki-lakiku,ayah,paman,dan bibikku.Pencarian nama bagi bayi yang baru dilahirkan biasanya dilakukan ketika waktu Pesona Santai seusai selamatan mbuang au.

Waktu pencarian nama telah tiba.Yang pertama ku tanyakan kepada ayah mertuaku,"Ayah,Tolong berikan nama kepada cucu ayah !",seruku.Kemudian ia hanya menjawab,"Tak bisa".Begitu juga ayahku,paman,dan bibikku.Yang terakhir ku minta kepada Amiq Hil,Dia bilang,"nanti dulu belum ku carikan".

Usaha pencarian nama bagi bayi,kami tutup dengan kesepakatan,Si Kecil Belum Punya Nama",kecuali "Nak Pek"(Kata panggilan kepada anak kecil perempuan yang belum punya nama).Selesailah Pesona Santai sembari masing-masing membubarkan diri dari berugak paseban,kemudian merekapun minta diri untuk berpamitan pulang ke rumah masing-masing.

Di sela-sela menikmati isapan tembako lokal hasil tanaman ibu,yang gumpalan asapnya menerpa paru-paru,Ku bertanya pada isteriku,"Bagaimana kalau putri kecil kita namai SOFIA ROBY DEMAYANTI,Sufi nama neneknya,Robi nama kakeknya,sedangkan Dema nama remaja kakeknya(mertuaku),Yanti panggilan umum bagi orang perempan Indonesia,supaya Indonesia bangueeet ?"."Akan tetapi nama tersebut kurang islami",kata mereka."Dalam artian nama tersebut tidak cocok",mereka menegaskan. Sengaja ku buat nama sembarangan,supaya orang-orang cepat memberikan nama.

"namamu MINHATUL MAULA",jawab Guru Kita

Begitu pentingnya arti sebuah nama.Dia karib dengan seseorang,dari kecil sampai akhir hayatnya.Sebagai ungkapan Belang adalah nama bagi macan,sehingga lahir sebuah pepatah"Gajah mati meninggalkan gading,macan mati meninggalkan belang".Nama adalah sebuah doa bagi dirinya,dan didoakan oleh orang yang menyebut namanya.

Keterpentingan akan sebuah nama itulah yang membuatku mencari orang bisa untuk membuatkan nama pada putriku Orang bisa yang ku maksudkan ialah guru,guru kami yang tercinta Bp.Tuan Guru H.Yusuf Makmun MA.Dialah yang menulis dam memberikan nama M I N H A T U L MA U L A untuk yang pertama kali.Nama ini diberikan di berugak Amiq H.Haerul arifin Gitakdemung,mudah-mudahan nama ini diridloi Allah,amin !.

Pemberian nama ketika si Ula berumur 70 hari.Alhamdulillah lancar sudah usaha melengkapi biodata kehidupan bagi Minhatulmaula.Tinggal yang kami fikirkan tentang kesehatan,pendidikan,dan kelengkapan hidup yang sesuai dengan tuntutan hidup di eranya kelak.

Kami sudah mulai berkenalan dengan kehalusan anak kecil ini.

UANG TINGGAL Rp.14.00 LAGI

Anakku masih amat peka terhadap pengaruh lingkungan.

Memang berat sekali rasanya bila Tuhan menimpakan rahmatNya kepada kita,tapi mudah mudahan kita jangan merasa keberatan dalam menerima cobaan ini.

Terasa sekali kalau anak,adalah segala-galanya bagi kita ,tak terasa bahwa ia merupakan fitnah bagi pasangan ibu-ayahnya.Segala tingkah laku dan gaya yang dilakukan oleh balita,seperti menikmati makanan lezat,lebih-lebih bila dia tersenyum,tertawa,melucu.Betapa bahagianya kami.Tapi yang perlu kami sabari ialah ketika ia sedang sakit dan menangis.

Anak perempuan ku anggap sulit dan rumit dalam didikannya,bayangan dari fikiran kami apalagi sudah remaja nanti.

Ula !,bacalah semua lembaran kehidupan tokoh-tokoh penting dunia sebagai sumber pembelajaran.

"Ula !.Hidup di zaman canggih seperti ini kalau dibandingkan dengan hidup di zaman ayah-ibumu dulu.Sekarang kebutuhan semakin banyak,dan usaha untuk mengkonsumsi segala macam kebutuhan tersebut tak perlu bersusah payah Karena nilai dari sebagian kebutuhan telah tersimpan dalam nilai uang,jadi untuk mendapatkan sesuatu yang tak mampu kita buat cukup carikan uang saja sebagai penggantinya,kemudian tukar kebutuhan dengan uang.

Semakin banyak manusia di pelanet bumi ini,maka semakin konfleks pula cara mencari jalan termudah untuk mencapai tujuan.

Anakku !,tengoklalah masa kecil ayahmu.Masa kecil ayahmu sangat sederhana,umur delapan tahun baru bisa memasang sarung itupun hanya sarung yang ada.Ula dapat membayangkan masa delapan tahun umur ayahmu diperkirakan di tahun 1978,karena aku lahir pada tanggal 05-06-1970.

Dahulu sering ayah dibawa kakek dan nenekmu ke kebun tegalan untuk menanam padi.Sedangkan umur padi baru bisa dipanen pada masa itu kurang lebih enam bulan,dapat dibayangkan betapa miskinnya kami ketika itu,sementara andalan ekonomi selain dari padi tegalan hanyalah buah kelapa yang harganya di th 1978 hanya Rp.5 perbutirnya.

Makanya kalau kamu sempat membaca tulisan ini renungkanlah peristiwa tersebut,jadikan acuan untuk perjuanganmu hari ini,jangan hanya lenggang-lenggok saja. Kalau mengetahui kisah kehidupan kami seperti itu,bangunlah pagi-pagi,raihlah cita-citamu,nyatakan hal tersebut supaya kami dapat melihat dan merasakan hasilmu,supaya kami tidak hanya memikul berkarung-karung harapan saja,jangan jadi idealis.

Di dalam pondok tengah tegalan biasanya tetua bercerita dongeng untuk megiringi anak-cucunya,dalam hal ini tokoh pencerita yang paling terkenal ialah Bp.Encong(Alm.)Dialah yang mengidupkan imajinasi ayah ketika kecil karena sering sekali tokoh ceritanya ayah idolakan bahkan seolah-olah ayahlah tokoh cerita yang hebat itu.

Dengan mendengar dongeng,hayalan kita hanya mengikuti apa yang terdengar saja dan sesuai dengan persepsi kita masing-masing.Asosiasi hayalan kita bebas dan tak mempunyai batasan,sehingga para penikmat cerita tinggal membuat bentuk hayalannya masing masing dari efeks yang di timbulkan oleh cerita tersebut,ada yang menangis,ada yang takut tidur di barisan yang paling pinggir,saking hororya cerita,pun pula ada yang tertawa terbahak-bahak saking lucunya.

Beda dengan cerita yang dikemas dalam media elektonik,hayalan kita sudah tersemat kepada apa yang ada di monitor saja,itu berlaku bagi semua penonton,lain kalau cerita dongeng si A menggambarkan begini oleh pendengar,belum tentu gambaran tentang Si A sama dengan gambaran si G.Adapun cerita dongeng seratus persen hanya menggunakan efeks suara,lain dengan media elektronika mungkin dapat dengan efek visual+efeks audio.

Ketika ini usiamu masih sangat muda jadi tidak mungkin aku dapat mendongengkanmu,hanyalah sesekali dongeng untuk ibumu agar tidak terlalu letih dalam mengurusmu.

Hari-hari kami lalui bertiga bersama keidahan dan setumpuk kendala hidup,keindahan yang berjalan di atas sejuta kendala.ada keindahan yang di nikmati bertiga pun ada kkeindahan yang kami nikmati sendiri-sendiri.

MANIS TANGGORAN GUNUNG

Keindahan sang suami terletak pada keberhasilannya dalam membina keluarga,keindahan sang isteri terletak pada kebaktiannya pada sang suami atau keberhasilannya dalam mendidik anak,keindahan si Ula terletak pada caranya menikmati kasih sayang kedua orang tua.

Tapi terkadang untuk menyikapi pengertian inilah,ku rasa kendala yang cukup berarti yang kami rasakan saat ini.

Kenyataan yang ku angkat di sini yakni dalam menikmati keindahan yang persepsi orang berbeda-beda,termasuk perbedaan antara aku dan Mini.

Miniati adalah seorang yang hobi menonton sinetron,suatu karya peradaban manusia.

Di suatu malam kami ribut-ribut soal tontonan.Dalam pada itu hatiku berkata,Masihkah tontonan sebagai tuntunan ?.Sementara Mini sangat suka menonton,rasa ingin menyamakan dirinya dengan orang lain,mungkin dianggap sebagai harga dirinya harus disamakan dengan orang lain,maka suasana seperti ini sering menimbulkan keributan.

Pernah pada suatu malam dia minta izin untuk menonton kemudian kuizinkan.Setelah usai sinetron dia pulang dam melihat lemari sudah dicoret-coret tak karuan,entah apa tanggapannya terhadap sikapku malam itu,Mini langsung menangis dan mencabut-cabut rambutnya sendiri.Aku hanya melerainya sambil ku katakan,itu namanya mencelakai diri sendiri,dan kalau diteruskan akhirnya bunuh diri.Mini,awas ! bunuh diri adalah perbuatan keji,kata agama.Aku memang tak bisa bicara agama,tapi itulah perkataan orang bisa.

Kukatakan sekali lagi,,bahwa inilah karya suamimu,ku kira kau menceritakan cerita film untuk berbagi ceria kepadaku,tapi mengapa hal ini kau lakukan ?,Dalam hal ini aku tak pernah membandingkan kehebatan karyaku dengan seniman film,tapi aku hanya ingin memperingatimu bahwa disiplin berkeluarga harus didahulukan.

Betapa egoisnya aku pada saat ini,tapi aku tak tahu jalan keluarnya,mungkin aku belum mampu membuat suatu proposisi perbandingan rasio emosional yang tepat dengan isteriku saat ini,supaya perbandingannya sama-sama enak di nikmati.

Di tengah-tengah kemarahan,dia berucap,"hanya orang kayalah yang tak keluar menonton,sebab di rrumahnya telah ada tontonan sendiri"."mungkin hal tersebut merupakan pendapat umum yang mampu menyortir dan memfilterisasi informasi yang didapatkan mereka dari produk anak zaman ini",sanggahan hatiku dalam kewaspadaan.

Secara umum kita menilai,betapa asyiknya apabila kita vokal dengan kawan-kawan kita,tanpa mengetahui dan ambil perduli dengan salah satu kawan kita yang sedang sakit gigi di samping rumah.

Isteriku,terkadang kusaksikan sendiri bagai mana hebatnya suatu karya perfilman dalam mempengaruhi jiwa seseorang,bagaimana ia mengalir di sungai penggemarnya,pun bagaimana efeksnya terhadap kehidupan bersosial.Spontan ada yang mendapat nilai plus ada pula yang mendapat nilai negatif.

Pepatah sasak lama mengatakan,"Manis Tanggoran Gunung".Yang berarti Gunung,kalau di lihat dari jauh kelihatan sangat indah,tapi kalau kita dekati membutuhkan nyali yang besar,karena curam,tebing,dan kabut pegunungan yang menghalangi si pendaki gunung.

APAKAH KETENANGAN ITU DATANG SETELAH LAHIRNYA ANAKKU ? Pertengkaran kami bulan-bulan ini terasa terus memanjang,bak santapan setiap hari.Mengenai surutnyatak dapat dipastikan,karena sudah kuanggap dia memasuki pra kebiasaan.dan ku kira kalau sudah terbiasa tak lagi pertengkaran ini kita rasakan sebagai tabu rumah tangga.Hilang pula rasa malu pada tetangga.Tak sadar kalau kita sudah menjadi tukang memalukan,memalukan keluarga,tetangga,dan masyarakat.

Pertengakran ini biasa timbul dari reaksi kemiskinan pengertian,alias bodoh pengertian.

Dalam hal ini siapa yang benar,siapa yang salah,kita tunggu saja di terminal harapan.

Sengaja semua ini ku tulis,supaya suatu saat nanti bila kami mendapatkan kesulitan dalam mencari perumusan ide ketenteraman,kami dapat mengevaluasi lagi kenangan masa yang lalu.

Aku relakan saja,terjadi biarlah terjadi sebagai project perdamaian tanpa negosiator dalam arti minimal.

Mungkinkah nanti kalau Ula sudah dewasa barulah kita dapat menikmati perdamaian ?,pernyataan yang hampir mirip pengharapan dari aku yang lelah.Akan tetapi seekor cacing tak hendak mencapai bulan.

Miniati adalah seorang yang tabah mengiringi langkah suaminya,tapi terkadang tak sanggup ku melihatnya.Aku menilainya sungguh keberatan bila mengikutiku,apalagi bila ku ingat dengan kewanitaannya.Seandainya aku tak mengerti dengan takdir sudah ku lepaskan dia dari sisiku Dalam hal ini saya terlalu cengeng menghadapi masalah.

Sering ku berfikir tentang hal ini,sampai menjadi nasehat yang terlahir dari masalah ini.

Dalam hati ku berharap,"Hari ini siapakah yang menawarkan untukku segudang ketenteraman,walau orang tersebut Mbait-manah(Bhs.Sasak=menawarkan sesuatu kepada orang lain)".

Wah,suhu rumah tangga semakin memanas saja.hal ini membuatku tak habis fikir,mengapa dia sering tak memperdulikan omonganku,padahal ku anggap bahwa omongan tersebut berasal dari hati nuraniku yang sehat.

Aku diam disalahkan,bahkan kediamannku dianggapnya sebagai"ya,hanu-ya,hanu".Habis,otakku semakin pusing,juga tak mampu memilih di antara sejuta jenis topeng yang akan ku gunakan untuk memmerankan mimikku,walau seratus tahun lagi karakterku tetap seperti ini.Suatu keabnormalan namanya kalau ikan kita paksa hidup di darat,punggung ikan tak hendak bisa diraih dari bulan.

Tentang diriku,aku tak ingin dihormari bak peserta upacara menghormati bendera kebangsaan,aku tak ingin ditakuti seperti harimau menakuti sang kancil.Dalam hidup ini tak ada zat yang paling ditakuti selain Tuhan.

Isteriku yang tersayang,dunia ini memang sunatullah.Berpuluh-puluh surat dalam Alquran menyuruh kita berfikir tentang makna hidup ini.Hidup dan dunia bukan beban berat bagi kita,dia hanya riadluljannah bagi kita.

Perhatikan kerajaan semut dengan keteraturannya,kerajaan lebah dengan keadilannya.Perhatikanlah alam ini sayangku.

Makhluk yang kita kenal di dunia ini terdiri dari dua macam,makhluk hidup,dan makhluk mati.kedua makhluk ini mempunyai tingkatan-tingkah laku menurut versi manusia,umpama air sebagai benda mati yang seratus persen takluk kepada apa yang alam lakukan untuknya,sampai-sampai bentuknya mengikuti bentuk wadah yang ditempatinya,ia mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah,memuai,mendidih,atau membeku,atau bertingkah laku sesuai dengan apa yang dilakukan oleh manusia kepadanya.

dan yang ke dua makhluk tumbuhan.

Tumbuhan juga mempunyai gerakan,atau tingkah laku yang sesuai dengan kepentingan hidupnya,bertumbuh,membela diri atau mempengaruhi lingkungan di sekitarnya,semisal dia mampu menibulkan aroma-aroma tertentu untuk menarik kumbang yang sebagai sarana perkawinannya. Juga tumbuhan bisa bertakbir membuji kebesaran Tuhan.

Walau tumbuhan kita anggap makhluk yang tak pintar,rupanya ia mempunyai pedoman sendiri untuk memberikan kepada manusia akan hasil kerjanya,karena memang sudah diperioritaskan kepada manusia,terbukti dari telah ditetapkan-Nya manusia sebagai Khalifah di muka bumi.

Inilah bentuk bahasa kita kepada masing-masing makhluk di dunia.Sekedar untuk memudahkan kita saling mengerti antara manusia.Akan hal interaksi antara manusia,tumbuhan,hewan,benda mati semuanya adalah rekayasa Tuhan semesta alam,Tuhanlah sebagai sekenario abadinya,Dialah yang serba tahu akan hak semuanya.Saya hanya tahu membahasakannya sesuai versi saya,kalau saya salah,Tuhanlah Yang lebih benar.

Mini,ini bukan omong filsafat,karena sedikitpun saya tak mampu berfilsafat.

Yang ku harapkan hanyalah semoga kita mendapatkan barokah dari apa yang kita amalkan.Ambillah ini sebagai bacaanmu,karena mungkin hanya inilah keperibadianku.Ambillah apa-apa rezki yang hak untukmu,jangan ambil sedikit,karena mungkin ada berkah dalam rezki yang tak terambil.Pengambilan barokah sangat dianjurkan oleh guru-guru kita.

Minhatul Maula di Maret th.2002 telah dapat melandaskan kakinya di bumi pertiwi. TONDAKKYA PATAH DI SETENGAH AJARAN Untuk mendapatkan keseimbangannya,dia butuh papahan kedua orang tuanya dan dari famili di sekitarnya.

Minat berjalannya memang besar,tanpa berhati-hati,karena hati ank kecil.

Di umur ke sembilan bulan kami melatihnya berjalan dengan tondak tapi sebelum setengah ajaran tondakya patah karena lututnya belum mampu menahan berat badannya.Dia bisa berjalan pada umur satu tahun.

betapa riangnya hati kami karena Si Ula sekarang telah mampu menggunakan seribu jalan yang telah dibuatkan oleh kakek-neneknya di muka bumi,mungkin di hatinya berkata,"Terima kasih bapuk-balokku yang telah membangunkan 1000 jalan,dan mengajariku menggunakan jalan dalam kehidupan ini !".

Ayunkan kakimu dengan lincah dan lucu agar kami dapat merasakan kebahagiaan.Telah mampu rasanya kami mempunyai idaman hati sepertimu,bukalah seribu jalan yang telah tersedia di depanmu,Jalani kehidupanmu.Terkadang kamupun harus membuat satu jalan untuk orang lain,walau sudah banyak jalan menuju Roma,buatlah satu jalan lain lagi menuju ke Roma anakku !.Selain membuat jalan,kamupun harus bisa menjadi Sang jalan.

Ingat harapan ibumu,semoga kamu menjadi anak yang shalehah.Doa ibumu sepanjang jalan kehidupanmu,dan jangan sering menangis !.

Si kecil ini jarang kami dapat membelikannya pakaian,tapi pakaiannya banyak sekali pemberian orang-orang hampir satu gerobak.Sehingga sering saya merasa kasihan melihat ibunya mencuci pakaian kotor sebanyak itu.

Kesibukan seorang ibu sangat di luar kebiasaan kaum laki-laki,apalagi dibarengi dengan kebaktiannya kepada suami,siapa yang tak merasa kasihan."Ini pakaian kotor,tolong dicuci,tuh,si Ula berak !,hari ini beras kita habis,jam 9.00 sayur kita apa sih,hari selasa ke Posyandu memeriksa plus melaporkan tentang kesehatan Si Ula,diirigi kebiasaan dandan yang trendy untuk mengambil hati pasukan anti septik produk dalam negeri Indonesia yang berseragam putih".Sepulang dari Posyandu tetap saja Si Ula seriang itu.

"Ula !",kataku menyapa."KMS mu mana ?"lalu ibunya menyodorkan kepadaku.Ku lihat grafik pertubuhan berat badannya semakin mendatar saja,bahkan tingkat pertumbuhannya di bawah standar garis merah dari tgl.19 Agustus 1999.Ibunya,dengan nada kesal berkata,"Ula ,bulan-bulan ini hanya bertambah atau kurang 1 ons ","yang penting dia tetap sehat",kataku.wong bagaimana lagi kita karbit pertumbuhan kesehatannya secepat memasakkan pisang mentah ?.

Ukuran badan Ula memang kayak itu-itu saja,mungkin mengikut faktor genetika ayah bundanya.

Nafsu makannya kadang besar,kadang kecil.Hari ini sangat suka makan Vitadele(Makanan suplemen gizi sumbangan pemerintah untuk balita di era th.99) besok sudah tak ada minat lagi.Tetapi hari ini dia amat suka makan singkong rebus.Besoknya lagi,"Sory Ma,Singkong rebus makanannya si Pandir Ndoang pada zaman Kakong kejatuhan bulan (legend)".

Kami hanya mampu mengira mungkin hanya sampai begitulah kapasitas makan dan tingkat kelajuan pertubuhan,dan kesehatannya.

Si Ula kecil berambut keras.

Si Ula kecil repot sekali.

Si Ula kecil lincah sekali.

Si Ula kecil dang ding dung deng dong.

Mendengar lagu terlantun begitu,Si Ula pun ikut-ikutan mengomel untuk mengiringi suasana tidurnya.

Dari umur satu bulan aku pernah mengetes alat indranya.Tubuhnya kami tidurkan di dalam ayunan peninggalan Haryuni kecil dulu (ceritanya ayunan/kajon ini dibuat oleh Alm.Amiq Sirni).Mula-mula Minhatul kami ayunkan pelan-pelan semakin lama kami ayunkan lebih keras lagi hingga sampai berayun setengah lingkaran ia tetap pulas,itupun diiringi dengan suara lemah semakai keras,dan lebih keras lagi.Kami heran mengapa terlarut saja kepada pengaruh lingkungan di sekitarnya sampai tak terbangun.

Semakin tambah usianya semakin jauh dia merasakan kehalusan,dia mulai dapat merasa apa yang dirasakan oleh teman-teman susianya.

Malam ini ku rasa dingin,sepi sekali mengiringi nuansa birunya rinduku pada dua sosok tubuh yang sangat ku sayangi yakni isteri dan anakku.Kemarin sore aku ditinggal sendiri di rumah kecil ini.Mereka menjenguk orang tua yang sedang sakit di Paok Rempek. MENINGGALKAN RUMAH SELAMA 48 JAM Malam yang sunyi ku makan sendiri,sambil menenang tempo-tempo yang telah kami lalui."Beginilah rasanya mempunyai seorang anak",kata lamunannku.Tidur tak lena,makanpun tak enak hanya bayangan dialah yang datang.Sempat ku bertanya pada nuraniku,"Mungkin beginikah perasaan ayah dan ibuku di usia kecilku dahulu ?"

Sesekali kenangan kenangan itu datang dan bergantian sampai ku ingat pada suatu kejadian yang janggal,unik,da lucu.Pernah jasatku terseret hingga ke gunung Murmas oleh perasaan takutku yang amat sangat kata orang mengalami phobia kematian,karena saat itu seakan-akan akau akan meninggal dunia saja.Semua gejala ku tafsirkan sebagai kedekatan ajalku,sampai-sampai kalau aku melihat benda berwarna merah aku asosiasikan sama seperti lampu merah di jalan raya yang berarti hidup tidak berlanjut lagi.

Bila ku pulang ke rumah ayah ketika itu ayah sedang sibuk-sibuk membersihkan kamar maka ku tafsirkan sebagai persiapan menerima banyak tamu/pembesuk atau pelayat akan arwah ku.Begitu kerasnya perasaan itu yang muncul hingga aku tak mampu berpaling darinya.Di sore itu menjelang pk.05.00 aku bersiap siap pergi ke gunung Murmas mengasingkan diri agar bila ku mati tak ada yang tahu dan tak ada yang bersedih,dan menangis.Ku ambil kemeja batik yang diberikan Amiq Hil,baju ini sadoqah dari Alm.Risatim(Gt.Demung)kemeja inilah sebagai saksi bisu kepergian gilaku ke Murmas di tambah satu pulpen azimat setelah rampung barulah ku mulai perjalanan naik ke Gunung Murmas ke barat melalui lokok Gangga.Terus naik ke barat daya di dikat pondoknya Mak Encong Gangga.Untung saja setelah sampai di lokok Gangga aku sempat berwudlu sebagai persiapan shalat magrib.Mengapa perasaan ku semakin aneh ketika itu aku seakan-akan di cari oleh polisi padahal aku tak pernah berbuat yang melanggar hukum.

Hari semakin malam,perasaan ada yang mengikutiku padahal yang mengikutiku waktu itu hanyalah seekor kunang-kunang,tapi dalam fikiranku berkata benar-benar itulah polisi yang akan menangkap dan membunuhku.

Ku fikir karena tubuhku berwarna gelap kayak malam maka untuk menyembunyikan diri baju yang saya pakai di tanggalkan supaya tak kelihatan oleh polisi yang mencariku.

Malam itu saya sangat lelah dan mengantuk sekali,tapi tak dapat lena karena dalam peristirahatan di pangkuan tonggak kayu yang besar ku duduk sambil dikelilingi oleh kunang-kunang,aku sangat takut sekali maka ku mulai merapal-rapal sesuatu pemberian guru sambil mengacungkan azimat pulpen itu kepada sinar yang mengelilingiku,maka sinar tersebut melesat ke atas dan hilang,bila aku istirahat merapal sinar tersebut datang ber ulang-ulang,aku ambil lagi pulpennya sambil ku todong sinar tersebut bersama doa-doa begitulah kejadianya semalam suntuk hingga syup-sayup ku dengar alunan selawatan tanda waktu subuh akan tiba,saat itulah sinar itu turun dan mendekati ujung azimat tersebut hingga sampai di tanah,dan aku hanya memukul-mukul saja benda tersebut sampai tenggelam dalam tanah,karena aku takut memegangnya kalau-kalau ini barang yang berbisa dan dapat melukai tanganku.Hilangnya cahaya tersebut ku tenggelamkan ke dalam tanah dengan menggunakan azimat pulpen(Pengempokan Raja Wali)bertepatan dengan datangnya waktu subuh.

Berpijak dari keanehan yang pernah ku alami,aku mulai sadar memang keanehan selalu mengikuti orang dalan kehidupan ini karena keanehan sama-sama pentingnya dengan yang tak aneh,dan memang perlu ada dalam kehidupan supaya kita tidak merasa sombomng.

Waktunya sudah menjelang pajar,aku terus mengikuti jalanan setapak di puncak gunung Murmas.Ku berjalan bersama perasaan yang di kejar kejar oleh hawa kematian.Kadang-kadang janji kematian dapat ku netralkan sehingga perasaanku kembali tenang tapi ketenangan hanya bersemayan selama lima menit saja dan kembali lagi ke perasaan tak tenang lagi.Di ujung puncak murmas di sebelah selatan ku menatap deretan pegunungan yang memanjang sampai di pegunungan pusuk ke arah barat daya.Niatku akan melanjutkan perjalanan ke hutan selatan,tapi perutku sudah tak bisa diajak kompromi.jalan satu-satunya untuk mengganjal perut ialah memetik umbut pohon rotan untuk dimakan.Hari sudah menjelang sore maka aku beristirahat sebentar,di tengah tengah peristirahatan ku melihat koloni lebah madu yang berengger dua setengah meter di atas tanah yang melekat di dahan pohon.Kata orang tua dahulu di bawah koloni di dalam kedalaman dua meter setengah di bawah permukaan tanah terdapat benda berharga berupa emas,intan,dan permata dalam jumlah yang banyak.

Di bawah kumpulan koloni lebah besar(Ani;Bhs.Sasak) tersebut ku buat tempat tidur pada malam kedua.Setelah ku buat tempat tersebut ku tiduri dan sambil berfikir apa kulanjutkan perjalananku ataukah aku kembali pulang biar kematianku di saksikan oleh orang-orang.Oh,tidak kata hatiku sekarang aku pergi ke Monggal di sana ku tinggal bersama bibik Yok.Terserah apa yang ku kerjakan di sana.Dengan membawa perasaan seperti ini.Waktu itu pk.10:00 pagi laangkah kakiku sudah mulai menuruni puncak Murmas menuju ke dusun Kakong.Di persawahan kakong aku bertemu dengan Mak Kurus(Ipar Sohri)dia terkejut melihatku pagi-pagi di sawah kakong lalu ia mengajakku pulang kerumahnya,mungkin dia bisa mengira bahwa ketika itu aku sedang kelaparan karena sehari semalam tak makan kecuali umbut rotan.Sesampai di rumahnya aku diberikan makan berlauk-pauk pespes ikan laut,makanku sampai kenyang sekali.Barulah ku minta diri dan melanjutkan perjalanan sampai di dusun Monngal dan bertemu dengan Inaq Iyok.Malam hari menjelang waktu Isya aku di pijit oleh Inak Iyok bertepatan dengan malam di tayangkan film Rhoma di kebun Amiq Abit.Ketika sedang asyik-asiknya duduk bersama Inak Iyok datanglah kak Agus dan Mashun mencariku,katanya aku hilang sampai-sampai ibu menagisiku kata mereka sambil memaksaku untuk pulang.

Wah,malam ini terasa amat panjang di terminal penantian yang sangat sepi,tapi mungkin istirah adalah suatu yang amat penting.

Kita tutup dahulu cerita tentang Ula,mungkin kita lanjut kepada cerita tentang

anakku yang lain

SEMPULEK KEMBOO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Html Editor

Html Editor

Buat sahabat blogger yang baik. bila Anda suka mengutak-atik kode (tag) html dalam nembuat halaman web atau sekedar membuat buku bacaan...